Ditinggal Nasabah Bank Besar, Kiamat ATM Makin Nyata?

Warga mengambil ATM di kawasan Jakarta, Kamis (1/2/2018). CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

ATM semakin ditinggalkan oleh para nasabah bank dan digantikan oleh channel pembayaran digital. Kiamat ATM makin jelas jika melihat jumlah dan nilai transaksi di bank-bank besar dibandingkan dengan channel digital.

Di Bank Central Asia, volume transaksi ATM hanya berkontribusi sebesar 8,7% dari keseluruhan volume transaksi pada kuartal I 2023. Terbesar adalah mobile dan internet sebesar 91%.

Padahal pada 2016 silam pada komposisi transaksi, ATM memiliki kontribusi sebesar 41%, seimbang dengan kontribusi transaksi lewat mobile & internet banking.

Begitu juga dengan nilai transaksi, di mana ATM hanya menyumbang 5,7% dari keseluruhan nilai. Nilai transaksi terbesar BCA bersumber dari mobile dan Internet banking, yakni sebesar 59,9%.

Hal ini tak lepas dari pertumbuhan eksponensial transaksi mobile banking BCA yang mencapai 3,6 kali dalam tiga tahun terakhir.

Begitu juga dengan Bank Mandiri, di mana jumlah volume transaksi menggunakan aplikasi mobile Livin’ sebesar 2,4 kali lipat dibandingkan volume transaksi di ATM per kuartal I-2023.

Pada kuartal pertama 2023, tercatat volume transaksi Livin’ mencapai 597 juta, sedangkan di ATM 249 juta.

Bahkan nilai transaksi di Livin’ mencapai 3,9 kalinya nilai transaksi di mesin ATM. Rinciannya adalah nilai transaksi menggunakan Livin’ sebesar Rp725 triliun, sedangkan ATM Rp185 triliun.

Beda dari BCA dan Bank Mandiri, volume transaksi via ATM Bank Negara Indonesia (BNI) masih lebih banyak dengan 287 juta kali, lebih tinggi dibandingkan channel digital yakni 197 juta kali.

Meskipun demikian, secara tahunan transaksi via digital bertumbuh hingga 52,67%. Berbanding terbalik dengan pertumbuhan transaksi ATM yang ambles 17,52%.

Nilai transaksi mobile dan internet banking Bank Negara Indonesia mencapai Rp300 triliun pada kuartal I-2023. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan nilai transaksi lewat ATM yakni Rp154 triliun.

Adanya perubahan perilaku konsumen yang mengedepankan kecepatan dan kemudahan membuat aplikasi pembayaran digital lebih digandrungi. Ini pula yang membuat nilai transaksi atau volume transaksi perbankan digital tumbuh pesat.

Bagi perbankan juga menguntungkan karena biaya untuk ATM cukup mahal, sehingga dengan rendahnya transaksi di ATM akan memungkinkan untuk mengurangi beban operasional.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*