– Serbia dilaporkan telah berjanji untuk mengirim senjata ke Ukraina. Hal ini terungkap melalui dokumen intelijen Amerika Serikat (AS) yang bocor beberapa hari lalu.
Dalam dokumen rahasia AS yang berjudul Response to Ongoing Russia-Ukraine Conflict, Washington mulai mengungkapkan peran masing-masing negara Benua Biru atas perang Rusia-Ukraina. Salah satu yang dicantumkan adalah informasi bahwa Serbia telah setuju untuk mengirimkan senjata bagi Kyiv.
“Serbia dinilai telah menyediakan atau berkomitmen untuk memberikan bantuan mematikan. Beograd juga dilaporkan memiliki kemampuan militer dan kemauan politik untuk menyediakan senjata di masa depan,” tulis dokumen itu dikutip The Guardian, Kamis (13/4/2023).
Serbia dikenal sebagai negara Eropa yang memiliki hubungan yang dekat dengan Moskow dan seringkali berseberangan dengan Barat. Kondisi ini diakibatkan banyaknya negara Barat yang memberikan dukungan kemerdekaan bagi Kosovo, yang selalu diklaim Beograd sebagai bagian dari kedaulatannya.
Dalam jajak pendapat tahun lalu, 66% orang Serbia mengatakan mereka percaya Rusia sebagai ‘sahabat terbaik’ negara mereka, menjadikan Serbia sebagai negara terasing di dunia Barat.
Serbia juga satu-satunya negara Eropa yang menentang semua sanksi terhadap Rusia. Presiden negara itu Aleksandar Vučić, telah berusaha untuk mempertahankan hubungan dengan Moskow dan Beijing sambil berusaha untuk tidak sepenuhnya mengasingkan AS dan UE.
Selain itu, pemerintahan Vučić telah beberapa kali memberikan suara menentang Rusia di majelis umum PBB atas serangannya ke Ukraina.
Sementara itu, dokumen AS menguak ada dua negara Eropa yang menolak untuk memberikan bantuan persenjataan atau pelatihan militer kepada Kyiv. Dua negara itu adalah Austria dan Malta.
Wina bersikeras untuk mempertahankan kebijakan netralitas militernya, meskipun posisi ini semakin menjadi isu kontroversial seiring dengan berlanjutnya perang. Malta juga menunjukkan kenetralan tradisionalnya dan, seperti Austria, telah memberikan bantuan kemanusiaan.
Hungaria, yang secara konsisten merupakan negara anggota UE yang paling pro-Rusia, telah memberikan pelatihan kepada petugas medis tentara Ukraina. Dokumen tersebut juga mencatat bahwa Budapest memiliki ‘kemampuan militer untuk memberikan bantuan persenjataan di masa depan’.
Sebelumnya, dokumen intelijen AS ini secara tiba-tiba tersebar di media sosial discord. Dalam data yang dicap ‘rahasia’ itu, terungkap beberapa pengamatan AS soal kondisi dunia, mulai dari perang Rusia-Ukraina, hingga krisis politik yang terjadi baru-baru ini di Israel.
Atas kebocoran ini, hubungan antara Washington dan Kyiv dilaporkan memanas. Hal tersebut terjadi karena dokumen yang bocor mencantumkan beberapa strategi militer Ukraina dalam memukul balik pasukan Rusia.
“Ukraina dikritik tahun lalu karena tidak menjadi mitra yang dapat dipercaya. Pada awal invasi, kami tidak diberi senjata karena kurangnya kepercayaan ini. Akibatnya, kami kehilangan banyak wilayah dan orang. Persepsi ini salah. Dan sekarang kebocoran ini terjadi dari pihak AS,” ujar salah seorang pejabat Ukraina.
Di sisi lain, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov menilai bahwa kebocoran itu mungkin merupakan taktik disinformasi AS.
“Karena AS adalah pihak dalam konflik dan pada dasarnya mengobarkan perang hibrida melawan kami, ada kemungkinan teknik seperti itu digunakan untuk menipu lawan mereka, Federasi Rusia,” kata Ryabkov.