Sejumlah negara di dunia, yakni Jepang, China, dan Korea Selatan sudah mulai kewalahan menghadapi ancaman resesi seks yang menimpa negaranya. Bahkan, Korea Selatan sedang menghadapi tingkat fertilitas yang hanya berjumlah 0,78.
Kini, resesi seks sudah semakin dekat ke Indonesia. Salah satu negara tetangga Indonesia, yakni Singapura, baru saja mencatatkan tingkat fertilitas terendah sepanjang sejarah Negeri Singa itu. Sebagai informasi, tingkat fertilitas adalah jumlah anak yang dimiliki oleh setiap penduduk perempuan di satu wilayah.
Dilansir dari Channel News Asia, Singapura menemukan bahwa tingkat fertilitas di negaranya sepanjang 2022 adalah 1,05. Angka itu disebut lebih rendah bila dibandingkan dengan rekor sebelumnya, yakni 1,1 pada 2020.
“Salah satu penyebabnya adalah tahun Macan di kalender imlek. Secara umum, [tahun Macan] diasosiasikan dengan rendahnya tingkat kelahiran di antara [etnis] tionghoa,” sebut Menteri di Kantor Perdana Menteri Singapura, Indranee Rajah, dikutip Sabtu (29/4/2023).
Pada 2010 yang juga merupakan tahun macan, angka tingkat fertilitas total adalah 1,15. Angka itu disebut lebih rendah dari tahun sebelumnya dan tahun setelahnya.
Menurut Indranee, tingkat fertilitas Singapura memang sudah mulai merosot selama bertahun-tahun. Ia melaporkan, tingkat fertilitas Singapura selalu berada di bawah 1,2 sejak 2017.
Indranee mengatakan bahwa saat ini semakin banyak penduduk Singapura yang menikah pada usia lebih tua. Selain itu, semakin banyak pula pasangan yang sudah menikah memutuskan untuk menunda memiliki anak atau memiliki jumlah anak yang sedikit.
Ia mengatakan, perubahan situasi masyarakat ini mampu mempersulit upaya Singapura untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi.
Saat ini, ekspektasi hidup penduduk Singapura mencapai 83 tahun. Angka ekspektasi tersebut meningkat bila dibandingkan pada 1980, yakni 72 tahun. Pada 2030, sekitar satu dari empat penduduk Singapura akan berusia 65 tahun atau lebih.