Amerika Serikat (AS) dilaporkan tertarik dengan komposisi air berat yang ada di wilayah Iran. Hal ini diungkap oleh juru bicara Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), Behrouz Kamalvandi.
Air berat sendiri merupakan air yang mengandung lebih banyak hidrogen atau yang disebut sebagai deuterium. Biasanya, air ini digunakan untuk pendingin reaktor nuklir.
Kamalvandi menyebut pejabat AS telah menunjuk kualitas tinggi air berat yang diproduksi di Iran dalam berbagai dokumen. Menurutnya, air berat menjadi subyek perselisihan atas program nuklir Iran, menambahkan bahwa ada beberapa upaya untuk mencegah negara itu menjalankan pembangkit air berat.
“Kita harus tahu bahwa air berat yang diproduksi di Iran adalah yang terbaik di dunia dan bahkan orang Amerika pernah mencoba membelinya setelah mereka menganalisis propertinya,” kata pejabat itu dikutip Al Mayadeen, Kamis (13/4/2023).
“(Air berat) mengandung deuterium, air yang mengalami pengayaan digunakan dalam berbagai bidang kedokteran dan fusi, yang merupakan sumber energi masa depan bagi manusia,” imbuhnya.
Kantor berita Iran Fars melaporkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah berubah menjadi pengekspor air berat ke negara-negara asing. Negeri Persia itu memang diketahui memproduksi air berat yang cukup di dalam negeri dan mengekspor surplusnya ke beberapa negara lain.
Fars juga mencatat bahwa pada Mei 2016, kepala AEOI saat itu, Ali Akbar Salehi, mengumumkan bahwa beberapa negara Eropa telah menunjukkan minat untuk mendapatkan pasokan air berat dari Iran.
Sementara itu, Wakil Ketua AEOI, Ali Asqar Zare’an, mengkonfirmasi pada 2017 bahwa Iran sedang mengevaluasi permintaan negara-negara Eropa untuk membeli air berat dari negara tersebut.
“Setelah Iran menjual 70 ton air beratnya ke Rusia dan AS, beberapa negara Eropa telah menyuarakan kesediaan mereka untuk membeli air berat Iran,” kata Zare’an.